PENDAHULUAN
- Latar belakang
Pendidikan adalah
salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat
perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal
yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus
menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat
modern
Salah satu ciri masyarakat modern
adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu
saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen
yang melekat pada pendidikan diantaranya
adalah kurikulum, guru dan siswa.
Dalam proses pembelajaran keberadaan
guru sangatlah urgen, karena guru yang menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak?, bagaimana
kompetensi siswa ?
Hasil studi menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan
mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namum pembelajaran dan pemahaman
siswa di tingkat dasar termasuk Madrasah Ibtidaiyah pada beberapa materi
pelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di tingkat
sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Pembelajaran konsep cenderung abstrak dan dengan metode
ceramah, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami.
Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan
kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran
bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibat motivasi
belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan
dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis (Direktorat PLP, 2002)
Menurut pendapat oleh Peter Sheal (1989) sesuai dengan
“Kerucut Pengalaman Belajar” Dia
menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik yang hanya mengandalkan
“penglihatan” dan “pendengaran” dalam proses pembelajarannya akan memperoleh
daya serap kurang dari 50%. Di sisi lain, dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, kurang dari 20% guru yang menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang
dari 30% guru yang selalu mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
Sehingga wajar apabila evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang di
harapkan.
Dampak lain dari
proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton gurunya mengajar dari
pada memperhatikan
guru mengajar. Sehingga guru
yang “lucu” apalagi memberi nilai “murah” akan menjadi favorit para siswa.
Akankah hal seperti ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan
mendobrak dengan langkah baru? Apa yang kita lakukan dalam menyikapi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu
akan menentukan siapa diri kita sebenarnya. Apakah kita termasuk penganut status
quo atau menjadi agent of change? Guru yang ingin
terjadi adanya perubahan yang lebih baik, memang bukan sesuatu yang mudah untuk
dilakukan.
Mencermati hal
tersebut di atas, perlu adanya perubahan dan pembaharuan, inovasi ataupun
gerakan perubahan mind set kearah
pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya tujuan pembelajaran.
Pembelajaran matematika hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya
guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan
memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam
mendesain model pembelajaran yang berguna dalam mencapai iklim PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan ) adalah tuntutan yang harus diupayakan oleh guru.
Keanekaragaman
model pembelajaran yang hendak di sampaikan pada makalah ini merupakan upaya
bagaimana menyediakan berbagai alternatif dalam strategi pembelajaran yang
hendak disampaikan agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif,
dan psikomotorik peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Madrsah Ibtidaiyah
(MI). Ini berarti tidak ada model pembelajaran yang paling baik, atau model
pembelajaran yang satu lebih baik dari model pembelajaran yang lain. Baik
tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu model pembelajaran akan
tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak
disampaikan, perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam
mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar yang ada.
Dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), menuntut adanya keanekaragaman atau variasi
dalam pembelajaran yang mengarah pada pada PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Dengan
demikian makalah ini diharapkan bisa sebagi acuan bagi guru mata pelajaran
matematika dalam proses pembelajaran.
- Rumusan Masalah
- Apa yang di
model dan strategi pembelajaran?
- Bagaimana
cara mengimplementasikan model pembelajaran?
- Ada berapa
dan apa saja model-model pembelajaran?
- Bagaimana
langkah-langkah untuk model pembelajaran?
- Tujuan penulisan makalah
- Untuk mengetahui definisi dari model
pembelajaran pencapaian konsep.
- Untuk mengetahui tujuan dari model
pembelajaran pencapaian konsep.
- Untuk mengetahui
fase-fase pembelajaran pencapaian konsep.
- Untuk mengetahui dampak dari pembelajaran
pencapaian konsep.
PEMBAHASAN
A. MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pengertian
Istilah model
pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan
dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan istilah
“strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan
perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada
pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial,
pendidikan. Menurut Ruseffendi (1980), istilah strategi, metode, pendekatan dan
teknik mendefinisikan sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran adalah
separangkat kebijaksanaan yang
terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau strategi
tersebut, yaitu :
a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau siswa)
b. Penyaji
materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
c. Cara menyajikan materi pelajaran (induktif
atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal)
d.
Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen.
2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan
atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya
memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif.
3. Metode
Pembelajaran adalah cara mengajar secara
umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan
ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah
disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media
pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan
penjumlahan berulang.
Sedangkan Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005)
Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi (1) ilmu dan seni
menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam
dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.
Soedjadi (1999
:101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah
suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan
pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan
itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut
Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu
metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Secara
sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian :
teknik
metode pendekatan strategi model
Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model
pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep
model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan
dalam setting eksperimen yang
dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh
Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992)
Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :
1.
rasional teoritik yang logis disusun
oleh perancangnya,
2.
tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
3. tingkah laku mengajar yang diperlukan
agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan
4.
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan
dan metode serta teknik diharapkan guru
mata pelajaran umumnya dan khususnya matematika mampu memilih model dan mempunyai
strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta
kompetensi dasar dalam standar isi.
B. Pemilihan Model Pembelajaran Sebagai Bentuk Implementasi Strategi
Pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru diharapkan
mampu memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu
model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model
pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam
keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran
berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini
pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya
membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru
memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap
kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi
yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru
menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya
penyelidikan oleh siswa.
Model-model pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan
belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah
pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik
yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila
digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model
pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan
yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks
(pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola
urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang
sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian
siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap
model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok
pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan
sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model
pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti
tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi
para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal
kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan
guru.
Pada model pembelajaran kooperatif siswa
perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung
siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Pemilihan model dan metode pembelajaran
menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah
perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran
agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai.
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Di
madrasah, tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru) terhadap
peserta didiknya (siswa). Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat
terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru
dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya.
Pada saat ini
banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut penemunya, model
pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat diantara model
pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita
sepakati hal-hal sebagai berikut :
1. Siswa
Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah banyak yang masih berada dalam tahap
berpikir konkret. Model dan metode apapun yang diterapkan, pemanfaatan alat
peraga masih diperlukan dalam menjelaskan beberapa konsep matematika.
2.
Kita tidak perlu mendewakan salah satu
model pembelajaran yang ada. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.
3.
Kita
dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai dengan
materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat menggabungkan beberapa
model pembelajaran.
4. Model
apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai meteri dan tidak
disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.
5. Oleh
kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut :
a. Kita
perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan
terampil dalam menggunakan alat peraga.
b. Kita
berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa dengan sepenuh
hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.
c.
Menjaga agar para siswa “mencintai”
kita, menyenangi materi yang kta ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan
wibawa kita sebagai guru dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri. Anggaplah kita sedang melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru
sangat beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil
belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan lebih efektif dan efisien.
C.
Macam-Macam Model Pembelajaran
- Pembelajaran mencari dan
bermakna
- Pembelajaran terpadu
- Pembelajaran kooperatif
- Pembelajaran Picture and Picture
- Pembelajaran cooperative
integrated Reading and composition (CIRC)
- Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah
- Model Penemuan Terbimbing
- Model Pembelajaran Langsung
- Model Missouri Mathematics
Project (MMP)
- Model Pmbelajarn Problem solving
- Model Pmbelajarn Problem posing
12.
Pembelajaran kontekstual.
D.
Langkah-langkah
pada Madel model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Langsung
Sintaknya :
No.
|
Langkah-langkah
|
Peran Guru
|
1
2
3
4
5
|
Menjelaskan tujuan pembela-jaran dan mempersiapkan siswa
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Membimbing pelatihan
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penerapan
|
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya pelajaran
dan memotivasi siswa
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau memberi informasi
tahap demi tahap
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan
memberikan umpan balik
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, khusus
penerapan pada situasi kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
|
2. Model Pembelajaran
Kooperatif
1
|
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar
dengan aktif dan kreatif
|
2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan
informasi kepada siswa dengan cara demonstrasikan atau lewat bahan bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-kelompok
|
Guru menjelaskan kepada
siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien
|
4
|
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
|
Guru membimbing
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil
kerja masing-masing kelompok
|
6
|
Memberi penghar-gaan
|
Guru mencari cara-cara
untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok
|
3. Model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD
1
|
Langkah 1
|
Guru menyampaikan materi
pembelajaran ke siswa secara klasikal (paling sering menggunakan model
pembelajaran langsung,
|
2
|
Langkah 2
|
Guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa yang heterogen,
baik dari segi kemampuan, agama, jenis kelamin, atau lainnya).
|
3
|
Langkah 3
|
Dilanjutkan diskusi kelompok
untuk penguatan materi (saling bantu membantu untuk memperdalam materi yang
sudah diberikan)
|
4
|
Langkah 4
|
Guru memberikan tes
individual, masing-masing mengerjakan tes tanpa boleh saling bantu membantu
diantara anggota kelompok.
|
5
|
Langkah 5
|
Guru memberi penghargaan pada
kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar
ke skor kuis (cara penilaian akan dijelaskan di akhir bab ini)
|
4. Model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
a.
Guru
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan kelompok asal, setiap
kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen). Setiap
anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih dan mempelajari materi
yang telah disiapkan oleh guru (misal ada 5 materi/topik).
b.
Di
kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihannya , mereka
langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang dipilih. Ilustrasinya
adalah sebagai berikut:
c.
Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi)
tentang materinya masing-masing, setiap anggota dalam kelompok ahli kembali
lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan apa-apa yang telah mereka
pelajari/diskusikan di kelompok ahli. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
d.
Dalam tipe ini peran guru lebih banyak
sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi
dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara
efektif dan optimal.
e.
Setelah masing-masing anggota dalam
kelompok asal selesai menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok
ahli, guru memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan
secara individual.
f.
Nilai dari pengerjaan kuis individual
digunakan sebagai dasar pemberian nilai penghargaan untuk masing-masing
kelompok. Teknik penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di akhir bab
pembelajaran kooperatif ini.
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe think Pair and Share
•
Guru
mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
•
Dengan
tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
•
Guru
membrikan soal yg dikerjakan siswa berdasar persyaratan soal sebagai problem.
•
Siswa
di pandu guru menyelesaikan soal.
•
Guru
memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
•
Berawal
dari kegiatan tersebut mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan
para siswa
•
Guru
memberi kesimpulan
•
Penutup
5.
Langkah-langkah
model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) yaitu :
Langkah
pertama : Review
·
dengan cara mengulah ulang mata pelajaran yang lalu,
·
membahas tugas yang diberikan /pekerjaan
rumah.
Langkah kedua :Pengembangan
·
penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang terdahulu
·
penjelasan tentang diskusi, demonstrasi,
dengan contoh kongkret yang sifatnya piktoral dan simbolik.
Langkah
ketiga : Latihan Terkontrol
·
siswa merespon soal
·
guru mengamati
·
belajarnya kooperatf
Langkah
keempat : Seatwork
·
siswa bekerja sendiri untuk latihan atau
perluasan konsep
Langkah
kelima : Pekerjaan Rumah
·
Tugas membuat pekerjaan rumah.
6.
Langkah-langkah model pembelajaran Penemuan Terbimbing
Langkah yang ditempuh oleh guru
dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut :
·
Merumuskan
masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh siswa tidak salah.
·
Dari
data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang di
perlukan. Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah ke arah yang
hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa (work
sheet).
·
Siswa
menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang dilakukan
·
Konjektur
yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini digunakan untuk
meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak
dicapai.
·
Apabila telah diperoleh kepastian
tentang kebenaran konjektur teresbut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya
diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya.
·
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari,
hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan.
7. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Fase
|
Indikator
|
Kegiatan Guru
|
1
|
Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
|
2
|
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
|
3
|
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
4
|
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
|
5
|
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
|
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
|
8. Langkah-langkah Model
pembelajaran Problem posing
Prinsipnya:mewajibkn
siswa unt mengjukn soal sndiri melalui belajar soal scr mandiri.
Sintaknya
a. Guru
menjelaskan materi pelajaran, alat peraga disarankan.
b. Memberikn
latihan soal secukupnya.
c. Siswa
mengajukan soal yang menantang,& dapat menyelesaikan. Bisa secara kelompok.
d. Pertemuan
berikutnya, guru menyuruh siswa menyajikan soal temuan di depan kelas.
e. Guru memberikan tugas rumah secara
individual
9.. Langkah-langkah Model pembelajaran
TGT
•
Beri
informasi secara klasikal
•
Bentuk
kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kemampuan siswa heterogen)
• Diskusi kelompok untuk penguatan
pemahaman materi yang dikaitkan dengan kuis/latihan yang telah diberikan
(mempelajari kembali)
•
Permainan/turnamen
(dalam setiap kelompok diwakili satu orang)
•
Beri
soal untuk dilombakan
• Beri penghargaan pada kelompok yang
wakilnya dapat maju terus sampai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
10.
Langkah Model Pembelajaran Problem Solving
syarat (siswa)
a.
Memlki
prasyarat untk mngrjakn soal tsb.
b.
Belum
tahu cara pmchan soal tsb.
c.
Soal
terjangkau
d. Siswa mau dan berkehendak
untk menyelesaikan soal tsb
Langkah guru
a.
Guru
mengjarkn materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
b.
Dngan
tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
c.
Guru
membrikn soal yg dikerjakan siswa brdsar persyaratan soal sbgai problem.
d.
Siswa
di pandu guru menyelesaikan soal.
11. Komponen Model Pembelajaran
Kontekstual
1. Konstruktivisme
•
Membangun
pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal
•
Pembelajaran
harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
2. Inquiri (menemukan)
•
Proses
perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
•
Siswa
belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
3.Questioning (bertanya)
•
Kegiatan
guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa
•
Bagi
siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry
4. Learning Community
(masyarakat belajar)
•
Sekelompok
orang yang terikat dalam kegiatan belajar
•
Bekerjasama
dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri
•
Tukar
pengalaman
•
Berbagi
ide
5. Modeling (pemodelan)
•
Proses
penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar
•
Mengerjakan
apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
6. Authentic Assesment (penilaian
yang sebenarnya)
•
Mengukur
pengetahuan dan keterampilan siswa
•
Penilaian
produk (kinerja)
•
Tugas-tugas
yang relevan dan kontekstual
7. Reflection (refleksi)
•
Cara
berpikir tentang apa yang telah kita pelajari
•
Mencatat
apa yang telah dipelajari
•
Membuat
jurnal, karya seni, diskusi kelompok
12.
Langkah Model Pembelajaran Example Non Example
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR
YANG RELEVAN DENGAN KD
Langkah-langkah :
1.
Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.
Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.
Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4.
Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas
5.
Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.
Mulai
dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai
7.
Kesimpulan
13.
Langkah Model Pembelajaran Role Playing
Langkah-langkah :
1.
Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2.
Menunjuk
beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
3.
Guru
membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.
Memberikan
penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5.
Memanggil
para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
6.
Masing-masing
siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati
skenario yang sedang diperagakan
7.
Setelah
selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja
untuk membahas
8.
Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9.
Guru
memberikan kesimpulan secara umum
10.
Evaluasi
11.
Penutup
14.
Langkah Model Pembelajaran Group Investigation
Langkah-langkah :
1.
Guru
membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru
memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat
tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4.
Masing-masing
kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5.
Setelah
selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan
kelompok
6. Guru
memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7.
Evaluasi
8.
Penutup
15. Langkah Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
Langkah-langkah :
1.
Membentuk
kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2.
Guru
memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3.
Siswa
bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4.
Mempresentasikan/membacakan
hasil kelompok
5.
Guru
membuat kesimpulan bersama
6.
Penutup
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran model
pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif
didesain untuk membantu siswa dari semua usia dalam mengekuti pemahman mereka
terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis, Dalam penerapan
pembelajaran model pencapaian konsep mengandung dua tujuan utama yaitu : Tujuan
isi dan tujuan pengemabangan berpikir kritis siswa. Selain itu ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pelajaran menggunakan model
pencapaian konsep yaitu : Menetapkan materi, pentingnya tujuan pembelajaran
yang jelas, memilih contoh dan non contoh, dan mengurutkan contoh.
B. Daftar Pustaka
•
Depdiknas. (2003). Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
•
Ismail.
(2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran), Modul Diklat
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Matematika. Jakarta:
Direktorat PLP.
•
Rahmadi
Widdiharto. (2006). Model-model Pembelajaran Matematika. Makalah diklat
guru pengembang matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
•
Slavin
(1994). Cooperative Learning, Theory, Research, and Practice (Second Edition).
LAMPIRAN TUGAS
a.
Guru Sebagai Korektor, guru harus dapat membedakan
nilai yang baik dan man nilai yang buruk.Semua nilai yang baik harus guru
pertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari watak dan jiwa anak
didik.
b.
Guru Sebagai Inspirator, guru harus
dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik. Guru harus dapat
memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
c.
Guru Sebagai Informator, guru harus
dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi, selain
bahan pelajarn untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum.
d.
Guru Sebagai Organisator, guru
memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun
kalender akademik, dan sebagainya.
e.
Guru Sebagai Motivator, guru
hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Peran
ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
f.
Guru Sebagai Inisiator, guru harus
dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Bukan
mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.
g.
Guru Sebagai Fasilitator, guru
hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan
belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
h.
Guru Sebagai Pembimbing, guru
membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan mandiri.
i.
Guru Sebagai Demonstrator, mempergakan
apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan
dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran tercapai dengan efektif dan
efisien.
j.
Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak
didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa
belajar di dalamnya.
k.
Guru Sebagai Mediator, guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik jenis dan bentuknya,
baik media material maupun nonmaterial.
l.
Guru Sebagai Supervisor, guru dapat membantu,
memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
m.
Guru Sebagai Evaluator, guru dituntut untuk menjadi
seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang
menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak hanya menilai produk, tetapi
juga menilai proses.
Tabel persamaan dan perbedaan Pendekatan proses, Contectual
teaching and learning, Discovery inquiry, & Pendekatan Science, Technology
and Society (STS).
Persamaan
|
Perbedaan
|
Mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
|
Konsep
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.
|
Melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih
psikomotor peserta didik.
|
Ada yang
berorientasi pada kognitif dan psikomotor tetapi ada juga yg kuat di afektif.
|
Guru yang berwawasan.
|
Memilih contoh dan non contoh, dan mengurutkan
contoh.
|
Berorientasi pada proses bukan hasil dan di tunjang sikap peserta didik.
|
Materi dalam pembelajaran.
|
Membantu siswa dari semua usia dalam mengekuti
pemahman mereka terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis.
|
Strategi metode dan teknik belajar dan mengajar.
|
Tujuan isi dan tujuan pengemabangan berpikir kritis
siswa.
|
Analisis
strategi berpikir.
|
Mengajak
peserta didik berpikir kreatif agar selalu berkembang dalam pembelajaran.
|
Mengilustrasikan
konsep pembelajaran.
|
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Di susun untuk memenuhi
Tugas
Mata kuliah Pengembangan
Perangkat Pembelajaran I
Oleh
:
M. Ardiansyah Fajar Syahlillah
138314061
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 2013 A
PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Pendidikan adalah
salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat
perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal
yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus
menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat
modern
Salah satu ciri masyarakat modern
adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu
saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen
yang melekat pada pendidikan diantaranya
adalah kurikulum, guru dan siswa.
Dalam proses pembelajaran keberadaan
guru sangatlah urgen, karena guru yang menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak?, bagaimana
kompetensi siswa ?
Hasil studi menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan
mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namum pembelajaran dan pemahaman
siswa di tingkat dasar termasuk Madrasah Ibtidaiyah pada beberapa materi
pelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di tingkat
sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Pembelajaran konsep cenderung abstrak dan dengan metode
ceramah, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami.
Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan
kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran
bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibat motivasi
belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan
dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis (Direktorat PLP, 2002)
Menurut pendapat oleh Peter Sheal (1989) sesuai dengan
“Kerucut Pengalaman Belajar” Dia
menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik yang hanya mengandalkan
“penglihatan” dan “pendengaran” dalam proses pembelajarannya akan memperoleh
daya serap kurang dari 50%. Di sisi lain, dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, kurang dari 20% guru yang menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang
dari 30% guru yang selalu mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
Sehingga wajar apabila evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang di
harapkan.
Dampak lain dari
proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton gurunya mengajar dari
pada memperhatikan
guru mengajar. Sehingga guru
yang “lucu” apalagi memberi nilai “murah” akan menjadi favorit para siswa.
Akankah hal seperti ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan
mendobrak dengan langkah baru? Apa yang kita lakukan dalam menyikapi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu
akan menentukan siapa diri kita sebenarnya. Apakah kita termasuk penganut status
quo atau menjadi agent of change? Guru yang ingin
terjadi adanya perubahan yang lebih baik, memang bukan sesuatu yang mudah untuk
dilakukan.
Mencermati hal
tersebut di atas, perlu adanya perubahan dan pembaharuan, inovasi ataupun
gerakan perubahan mind set kearah
pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya tujuan pembelajaran.
Pembelajaran matematika hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya
guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan
memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam
mendesain model pembelajaran yang berguna dalam mencapai iklim PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan ) adalah tuntutan yang harus diupayakan oleh guru.
Keanekaragaman
model pembelajaran yang hendak di sampaikan pada makalah ini merupakan upaya
bagaimana menyediakan berbagai alternatif dalam strategi pembelajaran yang
hendak disampaikan agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif,
dan psikomotorik peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Madrsah Ibtidaiyah
(MI). Ini berarti tidak ada model pembelajaran yang paling baik, atau model
pembelajaran yang satu lebih baik dari model pembelajaran yang lain. Baik
tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu model pembelajaran akan
tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak
disampaikan, perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam
mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar yang ada.
Dengan Kurikulum
Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), menuntut adanya keanekaragaman atau variasi
dalam pembelajaran yang mengarah pada pada PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Dengan
demikian makalah ini diharapkan bisa sebagi acuan bagi guru mata pelajaran
matematika dalam proses pembelajaran.
- Rumusan Masalah
- Apa yang di
model dan strategi pembelajaran?
- Bagaimana
cara mengimplementasikan model pembelajaran?
- Ada berapa
dan apa saja model-model pembelajaran?
- Bagaimana
langkah-langkah untuk model pembelajaran?
- Tujuan penulisan makalah
- Untuk mengetahui definisi dari model
pembelajaran pencapaian konsep.
- Untuk mengetahui tujuan dari model
pembelajaran pencapaian konsep.
- Untuk mengetahui
fase-fase pembelajaran pencapaian konsep.
- Untuk mengetahui dampak dari pembelajaran
pencapaian konsep.
PEMBAHASAN
A. MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pengertian
Istilah model
pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan
dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan istilah
“strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan
perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada
pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial,
pendidikan. Menurut Ruseffendi (1980), istilah strategi, metode, pendekatan dan
teknik mendefinisikan sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran adalah
separangkat kebijaksanaan yang
terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau strategi
tersebut, yaitu :
a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau siswa)
b. Penyaji
materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
c. Cara menyajikan materi pelajaran (induktif
atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal)
d.
Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen.
2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan
atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya
memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif.
3. Metode
Pembelajaran adalah cara mengajar secara
umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan
ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah
disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media
pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan
penjumlahan berulang.
Sedangkan Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005)
Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi (1) ilmu dan seni
menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam
dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.
Soedjadi (1999
:101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah
suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan
pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan
itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut
Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu
metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Secara
sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian :
teknik
metode pendekatan strategi model
Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model
pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep
model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan
dalam setting eksperimen yang
dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh
Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992)
Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :
1.
rasional teoritik yang logis disusun
oleh perancangnya,
2.
tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
3.
tingkah laku mengajar yang diperlukan
agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan
4.
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan
dan metode serta teknik diharapkan guru
mata pelajaran umumnya dan khususnya matematika mampu memilih model dan mempunyai
strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta
kompetensi dasar dalam standar isi.
B. Pemilihan Model Pembelajaran Sebagai Bentuk Implementasi Strategi
Pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru diharapkan
mampu memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu
model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model
pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam
keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran
berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini
pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya
membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru
memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap
kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi
yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru
menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya
penyelidikan oleh siswa.
Model-model pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan
belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah
pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik
yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila
digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model
pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan
yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks
(pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola
urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang
sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian
siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap
model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok
pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan
sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model
pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti
tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi
para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal
kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan
guru.
Pada model pembelajaran kooperatif siswa
perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung
siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Pemilihan model dan metode pembelajaran
menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah
perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran
agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai.
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Di
madrasah, tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru) terhadap
peserta didiknya (siswa). Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat
terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru
dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya.
Pada saat ini
banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut penemunya, model
pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat diantara model
pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita
sepakati hal-hal sebagai berikut :
1. Siswa
Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah banyak yang masih berada dalam tahap
berpikir konkret. Model dan metode apapun yang diterapkan, pemanfaatan alat
peraga masih diperlukan dalam menjelaskan beberapa konsep matematika.
2.
Kita tidak perlu mendewakan salah satu
model pembelajaran yang ada. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.
3.
Kita
dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai dengan
materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat menggabungkan beberapa
model pembelajaran.
4. Model
apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai meteri dan tidak
disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.
5. Oleh
kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut :
a. Kita
perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan
terampil dalam menggunakan alat peraga.
b. Kita
berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa dengan sepenuh
hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.
c.
Menjaga agar para siswa “mencintai”
kita, menyenangi materi yang kta ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan
wibawa kita sebagai guru dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri. Anggaplah kita sedang melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru
sangat beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil
belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan lebih efektif dan efisien.
C.
Macam-Macam Model Pembelajaran
- Pembelajaran mencari dan
bermakna
- Pembelajaran terpadu
- Pembelajaran kooperatif
- Pembelajaran Picture and Picture
- Pembelajaran cooperative
integrated Reading and composition (CIRC)
- Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah
- Model Penemuan Terbimbing
- Model Pembelajaran Langsung
- Model Missouri Mathematics
Project (MMP)
- Model Pmbelajarn Problem solving
- Model Pmbelajarn Problem posing
12.
Pembelajaran kontekstual.
D.
Langkah-langkah
pada Madel model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Langsung
Sintaknya :
No.
|
Langkah-langkah
|
Peran Guru
|
1
2
3
4
5
|
Menjelaskan tujuan pembela-jaran dan mempersiapkan siswa
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Membimbing pelatihan
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penerapan
|
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya pelajaran
dan memotivasi siswa
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau memberi informasi
tahap demi tahap
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan
memberikan umpan balik
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, khusus
penerapan pada situasi kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
|
2. Model Pembelajaran
Kooperatif
1
|
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar
dengan aktif dan kreatif
|
2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan
informasi kepada siswa dengan cara demonstrasikan atau lewat bahan bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-kelompok
|
Guru menjelaskan kepada
siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien
|
4
|
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
|
Guru membimbing
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil
kerja masing-masing kelompok
|
6
|
Memberi penghar-gaan
|
Guru mencari cara-cara
untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok
|
3. Model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD
1
|
Langkah 1
|
Guru menyampaikan materi
pembelajaran ke siswa secara klasikal (paling sering menggunakan model
pembelajaran langsung,
|
2
|
Langkah 2
|
Guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa yang heterogen,
baik dari segi kemampuan, agama, jenis kelamin, atau lainnya).
|
3
|
Langkah 3
|
Dilanjutkan diskusi kelompok
untuk penguatan materi (saling bantu membantu untuk memperdalam materi yang
sudah diberikan)
|
4
|
Langkah 4
|
Guru memberikan tes
individual, masing-masing mengerjakan tes tanpa boleh saling bantu membantu
diantara anggota kelompok.
|
5
|
Langkah 5
|
Guru memberi penghargaan pada
kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar
ke skor kuis (cara penilaian akan dijelaskan di akhir bab ini)
|
4. Model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
a.
Guru
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan kelompok asal, setiap
kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen). Setiap
anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih dan mempelajari materi
yang telah disiapkan oleh guru (misal ada 5 materi/topik).
b.
Di
kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihannya , mereka
langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang dipilih. Ilustrasinya
adalah sebagai berikut:
c.
Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi)
tentang materinya masing-masing, setiap anggota dalam kelompok ahli kembali
lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan apa-apa yang telah mereka
pelajari/diskusikan di kelompok ahli. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
d.
Dalam tipe ini peran guru lebih banyak
sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi
dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara
efektif dan optimal.
e.
Setelah masing-masing anggota dalam
kelompok asal selesai menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok
ahli, guru memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan
secara individual.
f.
Nilai dari pengerjaan kuis individual
digunakan sebagai dasar pemberian nilai penghargaan untuk masing-masing
kelompok. Teknik penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di akhir bab
pembelajaran kooperatif ini.
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe think Pair and Share
•
Guru
mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
•
Dengan
tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
•
Guru
membrikan soal yg dikerjakan siswa berdasar persyaratan soal sebagai problem.
•
Siswa
di pandu guru menyelesaikan soal.
•
Guru
memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
•
Berawal
dari kegiatan tersebut mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan
para siswa
•
Guru
memberi kesimpulan
•
Penutup
5.
Langkah-langkah
model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) yaitu :
Langkah
pertama : Review
·
dengan cara mengulah ulang mata pelajaran yang lalu,
·
membahas tugas yang diberikan /pekerjaan
rumah.
Langkah kedua :Pengembangan
·
penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang terdahulu
·
penjelasan tentang diskusi, demonstrasi,
dengan contoh kongkret yang sifatnya piktoral dan simbolik.
Langkah
ketiga : Latihan Terkontrol
·
siswa merespon soal
·
guru mengamati
·
belajarnya kooperatf
Langkah
keempat : Seatwork
·
siswa bekerja sendiri untuk latihan atau
perluasan konsep
Langkah
kelima : Pekerjaan Rumah
·
Tugas membuat pekerjaan rumah.
6.
Langkah-langkah model pembelajaran Penemuan Terbimbing
Langkah yang ditempuh oleh guru
dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut :
·
Merumuskan
masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh siswa tidak salah.
·
Dari
data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang di
perlukan. Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah ke arah yang
hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa (work
sheet).
·
Siswa
menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang dilakukan
·
Konjektur
yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini digunakan untuk
meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak
dicapai.
·
Apabila telah diperoleh kepastian
tentang kebenaran konjektur teresbut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya
diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya.
·
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari,
hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan.
7. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Fase
|
Indikator
|
Kegiatan Guru
|
1
|
Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
|
2
|
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
|
3
|
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
4
|
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
|
5
|
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
|
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
|
8. Langkah-langkah Model
pembelajaran Problem posing
Prinsipnya:mewajibkn
siswa unt mengjukn soal sndiri melalui belajar soal scr mandiri.
Sintaknya
a. Guru
menjelaskan materi pelajaran, alat peraga disarankan.
b. Memberikn
latihan soal secukupnya.
c. Siswa
mengajukan soal yang menantang,& dapat menyelesaikan. Bisa secara kelompok.
d. Pertemuan
berikutnya, guru menyuruh siswa menyajikan soal temuan di depan kelas.
e. Guru memberikan tugas rumah secara
individual
9.. Langkah-langkah Model pembelajaran
TGT
•
Beri
informasi secara klasikal
•
Bentuk
kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kemampuan siswa heterogen)
• Diskusi kelompok untuk penguatan
pemahaman materi yang dikaitkan dengan kuis/latihan yang telah diberikan
(mempelajari kembali)
•
Permainan/turnamen
(dalam setiap kelompok diwakili satu orang)
•
Beri
soal untuk dilombakan
• Beri penghargaan pada kelompok yang
wakilnya dapat maju terus sampai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
10.
Langkah Model Pembelajaran Problem Solving
syarat (siswa)
a.
Memlki
prasyarat untk mngrjakn soal tsb.
b.
Belum
tahu cara pmchan soal tsb.
c.
Soal
terjangkau
d. Siswa mau dan berkehendak
untk menyelesaikan soal tsb
Langkah guru
a.
Guru
mengjarkn materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
b.
Dngan
tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
c.
Guru
membrikn soal yg dikerjakan siswa brdsar persyaratan soal sbgai problem.
d.
Siswa
di pandu guru menyelesaikan soal.
11. Komponen Model Pembelajaran
Kontekstual
1. Konstruktivisme
•
Membangun
pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal
•
Pembelajaran
harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
2. Inquiri (menemukan)
•
Proses
perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
•
Siswa
belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
3.Questioning (bertanya)
•
Kegiatan
guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa
•
Bagi
siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry
4. Learning Community
(masyarakat belajar)
•
Sekelompok
orang yang terikat dalam kegiatan belajar
•
Bekerjasama
dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri
•
Tukar
pengalaman
•
Berbagi
ide
5. Modeling (pemodelan)
•
Proses
penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar
•
Mengerjakan
apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
6. Authentic Assesment (penilaian
yang sebenarnya)
•
Mengukur
pengetahuan dan keterampilan siswa
•
Penilaian
produk (kinerja)
•
Tugas-tugas
yang relevan dan kontekstual
7. Reflection (refleksi)
•
Cara
berpikir tentang apa yang telah kita pelajari
•
Mencatat
apa yang telah dipelajari
•
Membuat
jurnal, karya seni, diskusi kelompok
12.
Langkah Model Pembelajaran Example Non Example
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR
YANG RELEVAN DENGAN KD
Langkah-langkah :
1.
Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.
Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.
Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4.
Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas
5.
Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.
Mulai
dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai
7.
Kesimpulan
13.
Langkah Model Pembelajaran Role Playing
Langkah-langkah :
1.
Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2.
Menunjuk
beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
3.
Guru
membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.
Memberikan
penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5.
Memanggil
para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
6.
Masing-masing
siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati
skenario yang sedang diperagakan
7.
Setelah
selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja
untuk membahas
8.
Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9.
Guru
memberikan kesimpulan secara umum
10.
Evaluasi
11.
Penutup
14.
Langkah Model Pembelajaran Group Investigation
Langkah-langkah :
1.
Guru
membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru
memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat
tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4.
Masing-masing
kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5.
Setelah
selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan
kelompok
6. Guru
memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7.
Evaluasi
8.
Penutup
15. Langkah Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
Langkah-langkah :
1.
Membentuk
kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2.
Guru
memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3.
Siswa
bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4.
Mempresentasikan/membacakan
hasil kelompok
5.
Guru
membuat kesimpulan bersama
6.
Penutup
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran model
pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif
didesain untuk membantu siswa dari semua usia dalam mengekuti pemahman mereka
terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis, Dalam penerapan
pembelajaran model pencapaian konsep mengandung dua tujuan utama yaitu : Tujuan
isi dan tujuan pengemabangan berpikir kritis siswa. Selain itu ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pelajaran menggunakan model
pencapaian konsep yaitu : Menetapkan materi, pentingnya tujuan pembelajaran
yang jelas, memilih contoh dan non contoh, dan mengurutkan contoh.
B. Daftar Pustaka
•
Depdiknas. (2003). Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
•
Ismail.
(2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran), Modul Diklat
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Matematika. Jakarta:
Direktorat PLP.
•
Rahmadi
Widdiharto. (2006). Model-model Pembelajaran Matematika. Makalah diklat
guru pengembang matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
•
Slavin
(1994). Cooperative Learning, Theory, Research, and Practice (Second Edition).
LAMPIRAN TUGAS
a.
Guru Sebagai Korektor, guru harus dapat membedakan
nilai yang baik dan man nilai yang buruk.Semua nilai yang baik harus guru
pertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari watak dan jiwa anak
didik.
b.
Guru Sebagai Inspirator, guru harus
dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik. Guru harus dapat
memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
c.
Guru Sebagai Informator, guru harus
dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi, selain
bahan pelajarn untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum.
d.
Guru Sebagai Organisator, guru
memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun
kalender akademik, dan sebagainya.
e.
Guru Sebagai Motivator, guru
hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Peran
ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
f.
Guru Sebagai Inisiator, guru harus
dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Bukan
mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.
g.
Guru Sebagai Fasilitator, guru
hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan
belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
h.
Guru Sebagai Pembimbing, guru
membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan mandiri.
i.
Guru Sebagai Demonstrator, mempergakan
apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan
dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran tercapai dengan efektif dan
efisien.
j.
Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak
didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa
belajar di dalamnya.
k.
Guru Sebagai Mediator, guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik jenis dan bentuknya,
baik media material maupun nonmaterial.
l.
Guru Sebagai Supervisor, guru dapat membantu,
memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
m.
Guru Sebagai Evaluator, guru dituntut untuk menjadi
seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang
menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak hanya menilai produk, tetapi
juga menilai proses.
Tabel persamaan dan perbedaan Pendekatan proses, Contectual
teaching and learning, Discovery inquiry, & Pendekatan Science, Technology
and Society (STS).
Persamaan
|
Perbedaan
|
Mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
|
Konsep
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.
|
Melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih
psikomotor peserta didik.
|
Ada yang
berorientasi pada kognitif dan psikomotor tetapi ada juga yg kuat di afektif.
|
Guru yang berwawasan.
|
Memilih contoh dan non contoh, dan mengurutkan
contoh.
|
Berorientasi pada proses bukan hasil dan di tunjang sikap peserta didik.
|
Materi dalam pembelajaran.
|
Membantu siswa dari semua usia dalam mengekuti
pemahman mereka terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis.
|
Strategi metode dan teknik belajar dan mengajar.
|
Tujuan isi dan tujuan pengemabangan berpikir kritis
siswa.
|
Analisis
strategi berpikir.
|
Mengajak
peserta didik berpikir kreatif agar selalu berkembang dalam pembelajaran.
|
Mengilustrasikan
konsep pembelajaran.
|